Selasa, 29 Oktober 2013

M-16 (senapan)



Dari atas ke bawah: M16A1, M16A2, M4, dan M16A4.
Dari atas ke bawah: M16A1, M16A2, M4, dan M16A4.












































M16(dikenali sebagai Senapan, kaliber 5,56 mm, M16) adalah sebutan militer Amerika Serikat untuk senapan AR-15 . Colt membeli hak atas AR-15 dari ArmaLite dan saat ini menggunakan sebutan yang hanya untuk versi semi-otomatis senapan. Senapan M16 menembak menggunakan Magazen 5.56x45mm dan dapat menghasilkan efek melukai besar ketika dampak peluru pada kecepatan tinggi dan patek dalam jaringan menyebabkan fragmentasi dan cepat mentransfer energi.[4][5][6]
Senapan M16 mulai digunakan Angkatan Darat Amerika Serikat dan telah dikerahkan untuk operasi perang hutan di Vietnam Selatan pada tahun 1963, [7] menjadi senapan standar AS dari Perang Vietnam pada tahun 1969, [8] menggantikan senapan M14 dalam peran tersebut. Tentara AS masih mempergunakan senapan M14 di Conus, Eropa, dan Korea Selatan hingga tahun 1970. Sejak Perang Vietnam, keluarga senapan M16 telah menjadi senapan utama infanteri militer AS. Dengan variannya (M16A1, M16A2, M16A3, dan M16A4), telah digunakan oleh hampir seratus negara. Produksi di seluruh dunia Jumlah senjata M16-gaya sejak awal desain telah telah sekitar 8 juta, sehingga senjata api yang paling banyak diproduksi dalam kaliber nya. [2]Senapan M16 sedang digantikan karabin seri M4 secara bertahap di Angkatan Darat Amerika Serikat untuk digunakan pada tahun 2010. [9]

Pengenalan

M16 adalah senapan serbu yang ringan, berkaliber 5.56 mm, air-cooled, beroperasi dengan sistem gas, menggunakan magazen, dan menggunakan bolt berputar. M16 dibuat dari besi, alumunium, dan plastik komposit.
Senapan M16 digunakan Angkatan Udara Amerika Serikat ,Korps Marinir Amerika Serikat dan Angkatan Darat. Senapan XM16E1, adalah versi pertama dari senapan M16 yang digunakan. Kemudian, Angkatan Darat Amerika Serikat menstandar XM16E1 sebagai senapan M16A1. M16 dengan maju membantu fitur yang diminta oleh Angkatan Darat. Semua versi awal menggunakan kartrid Magazen M193/M196 dengan mode menembak semi-otomatis dan otomatis. Hal ini terjadi di awal 1960-an, apabila Tentara menggunakan senjata itu akhir tahun 1964 [10] Senapan AR-15 pertama kali dikeluarkan untuk pasukan Pasukan Khusus pada musim salju tahun 1964.. [11]
Tha tentara AS pada latihan NBC, memegang senapan M16A1 dan mengenakan Topeng Perlindungan M40.
Senapan M16A2 mulai beroperasi pada 1980-an, Magazen standar kartrid NATO , kartrid M855/M856 Belgia-digunakan. [10] M16A2 adalah senapan pilihan-menembak (semi-otomatis, tiga putaran dengan tembak ledakan) menggabungkan elemen desain yang diminta oleh Korps Marinir:. [10] yg dpt mengatur, bidikan Windage, 5/8-inch simpanan , laras lebih berat, deflektor untuk penembak kiri, dan silinder laras Keselamatan [10] Modus tembakan pemilih di sisi kiri penerima. M16A2 masih senapan utama di Angkatan Laut AS, Coast Guard, Air Force, dan masih digunakan berat di Angkatan Darat dan Korps Marinir
Senapan M16A3 merupakan senapan M16A2 dengan kelompok kontrol Tembakan M16A1's (tembakan semi-otomatis dan otomatis) dan boleh dibuka pasang, mempunyai pemegang terpasang pada penerima atas datar, hanya digunakan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat.
Senapan M16A4 itu senjata standar untuk Korps Marinir Amerika Serikat dalam Operasi Pembebasan Irak, itu menggantikan M16A2 di unit garis depan. Di Angakatan Darat Amerika Serikat senapan M16A2 digantikan dengan dua model senapan, yang M16A4 dan karabin M4 sebagai senapan serbu standar. M16A4 memiliki penerima flat-top dikembangkan untuk karabin M4, sebuah pemegang keselamatan dengan empat rel Picatinny untuk me-mount pemandangan, laser, perangkat penglihatan malam, ke depan pegangan, dilepas menangani, dan lampu suluh.
Senapan M16 ini diproduksi sepenuhnya oleh Colt dan Fabrique Nationale de Herstal (di bawah kontrak militer AS sejak tahun 1988 oleh FNH-USA, saat ini di produksi sejak 1991, terutama M16A2, A3, dan A4), dengan varian dibuat di tempat lain di dunia. Versi untuk militer AS juga telah dibuat oleh H & R Senjata Api [12] General Motors Divisi Hydramatic [13] dan terakhir dengan Pertahanan Sabre. [14] Versi semi-otomatis dari AR-15 adalah populer sebagai senapan menembak untuk rekreasi, dengan versi yang diproduksi oleh produsen kecil dan besar lainnya di Amerika Serikat.[15]

Sejarah

Proyek SALVO

Pada tahun 1948, Angkatan Darat AS mendirikan badan sipil Kantor Penelitian Operasi (Operations Research Office, ORO). Salah satu penelitian pertama mereka adalah menganalisa lebih dari tiga juta laporan medan Perang Dunia II. Kesimpulan yang mereka dapat adalah bahwa sebagian besar pertempuran terjadi pada jarak dekat. Pada perang dengan mobilitas yang tinggi, regu-regu tempur sering menemui musuh secara tiba-tiba; dan pihak yang memiliki kemampuan menembak paling banyak adalah yang menang. Mereka juga menemukan bahwa kemungkinan tertembak pada pertempuran sebenarnya acak saja — maksudnya, membidik secara akurat tidak begitu berpengaruh, karena target tidak diam pada tempatnya. Selain itu, peluru kaliber besar yang digunakan pada senapan-senapan masa itu juga tidak cocok karena terlalu besar dan berat, yang dibutuhkan adalah peluru dengan kaliber yang lebih kecil.
Penelitian ini terlihat oleh Kolonel René Studler, Kepala Penelitian dan Pengembangan Senjata Ringan AD AS. Kolonel Studler lalu meminta Aberdeen Proving Ground untuk membuat laporan tentang peluru kaliber lebih kecil. Sebuah tim yang dipimpin Donald Hall, direktur pengembangan di Aberdeen, melaporkan bahwa peluru dengan ukuran 0,22 inci (5,59 mm) efeknya akan sama dengan peluru kaliber besar di pertempuran. Anggota timnya, khususnya William C. Davis, Jr. dan G.A. Gustafson, mulai mengembangkan percobaan peluru 0,224 inci (5,69 mm). Tapi pada tahun 1955, permintaan pendanaan mereka ditolak.
Sebuah penelitian baru, Proyek SALVO, dibuat untuk mencari rancangan senjata yang cocok dipakai pada pertempuran sebenarnya. Proyek SALVO dijalankan pada tahun 1953 sampai 1957 dengan dua fase. SALVO I menyimpulkan bahwa sebuah senapan yang menembakkan empat peluru ke area 0.5 meter akan melipatgandakan kemungkinan kena pada senapan semi-otomatis.
Pada fase SALVO II, dilakukan pengetesan konsep senjata. Irwin Barr dari AAI Corporation memperkenalkan serangkaian senjata dengan peluru mirip anak panah, mulai dari peluru shotgun berisi 32 anak panah, sampai senapan dengan peluru panah. Winchester dan Springfield menawarkan senjata dengan banyak laras, dan ORO menawarkan peluru .308 Winchester atau .30-06, yang berisi dua peluru kaliber .22, .25 atau .27.

Eugene Stoner

Pada tahun 1954 perusahaan senjata Eugene Stoner, ArmaLite, ikut dalam tender pemilihan senapan penganti M1 Garand. Senapan yang mereka buat adalah senapan AR-10. AR-10 termasuk canggih kalau dibandingkan dengan senapan lain yang dites. Dengan berat 900 gram lebih ringan dari yang lain, akurasinya juga tidak kalah. Tetapi, senapan ini telat dikirim untuk pengetesan pada tahun 1956, pada saat itu, pengetesan senapan lain sudah masuk pada tahun ke-2, dan AR-10 adalah senapan baru di antara senapan-senapan yang sudah dikembangkan secara lebih dalam. Dan pada tahun 1957 dalam penegetesan, laras prototip AR-10 pecah, yang langsung mengakibatkan ditolaknya rancangan AR-10 ini. Pada akhirnya senapan yang diterima adalah rancangan T44, yang diberi nama M14. Walau begitu, ArmaLite nantinya akan mengembangkan senapan baru yang dibuat berdasarkan senapan AR-10 ini.

CONARC

Senapan AR-15.
Pada tahun 1957, salinan permintaan pendanaan tahun 1955 Gustafson sampai ke tangan Jenderal Willard Wyman, komandan Komando Angkatan Darat Kontinental AS (U.S. Continental Army Command, CONARC). Dia langsung membentuk tim untuk percobaan pengembangan peluru kaliber .22 (5.6 mm).
Jenderal Wyman yang dulu terkesan oleh demonstrasi AR-10, secara pribadi menyarankan ArmaLite agar ikut dalam tender senapan yang menggunakan peluru 5.56 mm. Rancangan yang diserahkan ArmaLite, AR-15, berupa AR-10 yang disesuaikan dan dikecilkan ukurannya. Rancangan Winchester dibuat berdasarkan M1 Carbine, dan Springfield tidak ikut memberikan rancangan mereka, karena tidak mau mengalihkan sumber daya dari proyek T44. Tetapi pada akhirnya, AR-15 mengungguli semua rancangan yang lain.
Pada saat itu, induk perusahaan ArmaLite, Fairchild, telah menghabiskan $1,45 juta untuk pengembangan, dan mengakibatkan Fairchild hengkang dari industri senjata ringan. Hak cipta AR-15 lalu dijual ke Colt Firearms pada Desember 1959, dengan harga $75.000 tunai dan 4,5% royalti penjualan.

Adopsi M16

Senapan M16A1.
M16A2 dengan pelontar granat M203.
Pada November 1964, AD Amerika Serikat memesan 85.000 AR-15 yang dimodifikasi, dan diberi nama XM16E1, untuk percobaan. AU Amerika Serikat juga memesan 19.000 yang tidak dimodifikasi, diberi nama M16. Dan setahun kemudian AU secara resmi menerima M16 pertama.
Setelah itu AD Amerika Serikat mulai mempersenjatai infanteri dengan senapan XM16E1 (diberi nama M16), tapi senapan-senapan ini diberikan tanpa peralatan pembersihan yang memadai. Selain itu, AD Amerika Serikat juga gagal memproduksi peluru 5.56 mm yang sesuai spesifikasi pabrik, ditambah dengan dirubahnya komposisi bubuk mesiu yang digunakan. Amunisi 5.56 mm baru ini ternyata merusak isi senapan, dan karakteristik pembakarannya meningkatkan kemungkinan kemacetan M16.
Pada tahun 1966, XM16E1 sampai ke tangan tentara Amerika Serikat di Vietnam, dan mulailah muncul laporan-laporan tentang kerusakan dan kemacetan senapan M16. Walau M14 sudah memiliki laras dan kamar peluru yang dilapisi chrome, M16/XM16E1 tidak. Dengan adanya laporan-laporan tentang tentara yang mati karena kemacetan senjata, dimulailah investigasi oleh Konggres, yang hasilnya mempertanyakan kemampuan senapan dan peluru 5.56 mm.
Atas dasar investigasi itu, XM16E1 lalu dimodifikasi menjadi M16A1, yang sudah diberi lapisan chrome, dan disesuaikan dengan amunisi keluaran Angkatan Darat. Selain itu senapan-senapan baru ini juga sudah perangkat pembersihan. Angkatan Darat memesan 840.000 senapan baru ini pada tanggal 28 Februari 1967. Program pelatihan intensif juga dilakukan untuk melatih pembersihan senapan, dan sebuah buku manual berbentuk komik disebarkan ke para tentara.

Desain

Marinir AS menggunakan M16A4.
Receiver M16 terbuat dari alumunium. Laras, bolt, dan bolt carriernya terbuat dari besi. Popor dan pegangannya terbuat dari plastik. Model-model awal M16 termasuk ringan, dengan berat 2,9 kg, ini jauh lebih ringan daripada senapan-senapan tahun 1950-an dan 1960-an. Dan juga lebih ringan dari AK-47 yang beratnya sekitar 5 kg. M16A2 dan varian-varian yang lebih baru beratnya bertambah, yaitu menjadi 3,9 kg.
Model-model terbaru (M16A4) memiliki desain receiver atas "flat-top", dilengkapi dengan Picatinny mounting rail, yang membuat pemakai bisa memasang alat bidik biasa, maupun alat bidik optik seperti teleskop dan night vision.

Sejarah Ninja

Ninja


Sketsa ninja karya seniman Hokusai. Teknik cetak kayu di atas kertas. Hokusai manga, volume enam, 1817.
Ninja atau Shinobi (忍者 atau 忍び?) (dalam bahasa Jepang, secara harfiah berarti "Seseorang yang bergerak secara rahasia") adalah seorang mata - mata zaman feodal di Jepang yang terlatih dalam seni ninjutsu (secara kasarnya "seni pergerakan sunyi") Jepang. Ninja, seperti samurai, mematuhi peraturan khas mereka sendiri, yang disebut ninpo. Menurut sebagian pengamat ninjutsu, keahlian seorang ninja bukanlah pembunuhan tetapi penyusupan. Ninja berasal dari bahasa Jepang yang berbunyi nin yang artinya menyusup. Jadi, keahlian khusus seorang ninja adalah menyusup dengan atau tanpa suara.

Definisi

Kata "ninja" dalam aksara Kanji.
Ninja biasanya segera dikaitkan dengan sosok yng terampil beladiri, ahli menyusup dan serba misterius seperti yang tampak di dalam film atau manga (komik Jepang). Kata ninja terbentuk dari dua kata yaitu nin (?) dan sha (?) yang masing-masing artinya adalah "tersembunyi" dan "orang". Jadi ninja adalah mata-mata profesional pada zaman feudal jepang. Sejarah ninja juga sangat sulit dilacak. Info mengenai keberadaan mereka tersimpan rapat-rapat dalam dokumen-dokumen rahasia.
Ninja juga bisa diartikan sebagai nama yang diberikan kepada seseorang yang menguasai dan mendalami seni bela diri ninjutsu. Nin artinya pertahanan dan jutsu adalah seni atau cara. Kata ninja juga diambil dari kata ninpo. Po artinya adalah falsafah hidup atau dengan kata lain ninpo adalah falsafah tertinggi dari ilmu beladiri ninjutsu yang menjadi dasar kehidupan seorang ninja. Jadi ninja akan selalu waspada dan terintregasi pada prinsip ninpo.
Ninja adalah mata-mata profesional di zaman ketika para samurai masih memegang kekuasaan tertinggi di pemerintahan Jepang pada abad ke-12. Pada abad ke-14 pertarungan memperebutkan kekuasaan semakin memanas, informasi tentang aktivitas dan kekuatan lawan menjadi penting, dan para ninja pun semakin aktif. Para ninja dipanggil oleh daimyo untuk mengumpulkan informasi, merusak dan menghancurkan gudang persenjataan ataupun gudang makanan, serta untuk memimpin pasukan penyerbuan di malam hari. Karena itu ninja memperoleh latihan khusus. Ninja tetap aktif sampai Zaman Edo (1600-1868), dimana akhirnya kekuasaan dibenahi oleh pemerintah di Zaman Edo.

Asal-usul ninja

Dataran Iga, yang dilingkupi pegunungan terpencil, memiliki desa-desa yang khusus melatih ninja.
Kemunculan ninja pada tahun 522 berhubungan erat dengan masuknya seni nonuse ke Jepang. Seni nonuse inilah yang membuka jalan bagi lahirnya ninja.
Seni nonuse atau yang biasa disebut seni bertindak diam-diam adalah suatu praktik keagamaan yang dilakukan oleh para pendeta yang pada saat itu bertugas memberikan info kepada orang-orang di pemerintahan. Sekitar tahun 645, pendeta-pendeta tersebut menyempurnakan kemampuan bela diri dan mulai menggunakan pengetahuan mereka tentang nonuse untuk melindungi diri dari intimidasi pemerintah pusat.
Pada tahun 794-1192, kehidupan masyarakat Jepang mulai berkembang dan melahirkan kelas-kelas baru berdasarkan kekayaan. Keluarga kelas ini saling bertarung satu sama lain dalam usahanya menggulingkan kekaisaran. Kebutuhan keluarga akan pembunuh dan mata-mata semakin meningkat untuk memperebutkan kekuasaan. Karena itu permintaan akan para praktisi nonuse semakin meningkat. Inilah awal kelahiran ninja. Pada abad ke-16 ninja sudah dikenal dan eksis sebagai suatu keluarga atau klan di kota Iga atau Koga. Ninja pada saat itu merupakan profesi yang berhubungan erat dengan intelijen tingkat tinggi dalam pemerintah feodal para raja di jepang. Berdasarkan hal itu, masing-masing klan memiliki tradisi mengajarkan ilmu beladiri secara rahasia dalam keluarganya saja. Ilmu beladiri yang kemudian dikenal dengan nama ninjutsu. Dalah ilmu yang diwariskan dari leluhur mereka dan atas hasil penyempurnaan seni berperang selama puluhan generasi. Menurut para ahli sejarah hal itu telah berlangsung selama lebih dari 4 abad. Ilmu itu meliputi filsafat FUDOSHIN, spionase, taktik perang komando, tenaga dalam, tenaga supranatural, dan berbagai jenis bela diri lain yang tumbuh dan berkembang menurut zaman.
Namun ada sebuah catatan sejarah yang mengatakan bahwa sekitar abad ke-9 terjadi eksodus dari Cina ke Jepang. Hal ini terjadi karena runtuhnya dinasti Tang dan adanya pergolakan politik. Sehingga banyak pengungsi yang mencari perlindungan ke jepang.sebagian dari mereka adalah jendral besar, prajurit dan biksu. Mereka menetap di provinsi Iga, di tengah pulau Honshu. Jendral tersebut antara lain Cho Gyokko, Ikai Cho Busho membawa pengetahuan mereka dan membaur dengan kebudayaan setempat. Strategi militer, filsafat kepercayaan, konsep kebudayaan, ilmu pengobatan tradisional, dan falsafah tradisional. Semuanya menyatu dengan kebiasaan setempat yang akhirnya membentuk ilmu yang bernama ninjutsu.

Bela diri ninjutsu

Diagram Bansenshukai ini berisikan ramalan dan kosmologi esoterik (onmyōdō) untuk menetapkan waktu ideal seorang ninja melakukan tindakan tertentu.
Gerakan beladiri ninjutsu hanya tendangan, lemparan, patahan, dan serangan. Kemudian dilengkapi dengan teknik pertahanan diri seperti bantingan, berputar dan teknik bantu seperti meloloskan diri, mengendap, dan teknik khusus lainnya. Namun, dalam praktiknya ninja menghindari kontak langsung dengan lawannya, oleh karena itu berbagai alat lempar, lontar, tembak, dan penyamaran lebih sering digunakan. Berbeda dengan seni beladiri lain, ninjutsu mengajarkan teknik spionase, sabotase, melumpuhkan lawan, dan menjatuhkan mental lawan. Ilmu tersebut digunakan untuk melindungi keluarga ninja mereka. Apa yang dilakukan ninja memang sulit dimengerti. Pada satu sisi harus bertempur untuk melindungi, di sisi lain ninja harus mengutamakan kecerdikan saat menggunakan jurus untuk menghadapi lawan. Di sisi lain ajaran ninpo memberi petunjuk bahwa salah satu tujuan ninjutsu adalah mengaktifkan indra keenam mereka. paduan intuisi dan kekuatan fisik pada jangka waktu yang lama memungkinkan para ninja untuk mengaktifkan indra keenamnya. Sehingga dapat mengenal orang lain dengan baik dan mengerti berbagai persoalan dalam berbagai disiplin ilmu.
Di dalam ninpo terdapat teknik beladiri tangan kosong (taijutsu), teknik pedang (kenjutsu), teknik bahan peledak dan senjata api (kajutsu), teknik hipnotis (saimonjutsu), dan teknik ilusi(genjutsu). Pada aliran Togakure Ryu dikenal adanya latihan olah energi yang disebut Kuji Kiri. Prinsipnya adalah penggabungan antara kekuatan fisik dan mental. Penyaluran energi yang tepat dari tenaga kuji kiri dapat bersifat menghancurkan, namun di sisi lain jika digunakan untuk olah pikir dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang pelik.
Ninjutsu akan sia-sia jika ninja tidak memiliki mental dan spiritual yang kuat. Untuk itu ninja harus menguasai Kuji-in, yaitu kekuatan spiritual dan mental berdasarkan simbol yang terdapat di telapak tangan yang dipercaya menjadi saluran energi. Simbol di tangan di ambil dari praktik pada massa awal penyebaran agama Buddha. Kuji-in digunakan untuk membangun kepercayaan diri dan kekuatan seorang ninja. Kuji-in mampu meningkatkan kepekaan terhadap keadaan bahaya dan mendeteksi adanya kematian.
Dari 81 simbol yang ada, hanya 9 yang utama, yaitu rin(memberi kekuatan tubuh), hei (memberi kekuatan menyamarkan kehadiran seseorang), Toh (menyeimbangkan bagian padat dan cair pada tubuh), sha (kemampuan menyembuhkan), kai(memberi kontrol menyeluruh terhadap fungsi tubuh), jin(meningkatkan kekuatan telepati), retsu (memberi kekuatan telekinetik), zai (meningkatkan keselarasan terhadap alam), dan zen (memberi pencerahan pikiran dan pemahaman). Seorang ninja akan menjadi master sejati dengan menguasai simbol-simbol ini.
Walaupun terdapat banyak keluarga ninja di Jepang, baru sekitar tahun enam puluhan keluarga ninja baru dapat di dekati oleh orang luar. Pada tahun 1960 televisi jepang menayangkan laporan dokumentasi dan sejarah ninja. Setelah itu salah satu aliran yang dapat membuka diri dan memperkenalkan ninja ke dunia luar adalah aliran togakure-ryu dengan pewaris dari generasi ke 34, masaaki hatsumi,.yang profesi sehari-harinya adalah seorang tabib ahli penyembuhan dan pengobatan tulang. Pada tahun 1978 ninjutsu berhasil di publikasikan dan diajarkan ke amerika oleh stephen k. hayes. Sejak saat itu ninjutsu menjadi cabang beladiri yang paling banyak diminati.

Peralatan ninja

Anak panah, paku, pisau, dan cakram bintang tajam, secara kolektif dikenal sebagai shuriken, senjata rahasia ninja.
Sepasang kusarigama, dipamerkan di Istana Iwakuni.
Ninja diharuskan untuk bisa bertahan hidup di tengah alam, karena itu mereka menjadi terlatih secara alamiah untuk mampu membedakan tumbuhan yang bisa dimakan, tumbuhan racun, dan tumbuhan obat. Mereka memiliki metode cerdik untuk mengetahui waktu dan mata angin. Ninja menggunakan bintang sebagai alat navigasi mereka ketika menjalankan misi di malam hari.mereka juga mahir memasang perangkap, memasak hewan, membangun tempat berlindung, menemukan air dan membuat api.
Ninja memakai baju yang menutup tubuh mereka kecuali telapak tangan dan seputar mata. Baju ninja ini disebut shinobi shozoko. shinobi shozoko memiliki 3 warna. Baju warna hitam biasanya dipakai ketika melakukan misi di malam hari dan bisa juga sebagai tanda kematian yang nyata bagi sang target. Warna putih digunakan untuk misi di hari bersalju. Warna hijau sebagai kamuflase agar mereka tidak terlihat dalam lingkungan hutan.
Shinobi shozoko memiliki banyak kantong di dalam dan luarnya. Kantong ini digunakan untuk menyimpan peralatan kecil dan senjata yang mereka butuhkan, seperti racun, shuriken, pisau, bom asap dan lain-lain. Ninja juga membawa kotak P3K kecil tradisional, yang diisi dengan cairan dan minuman. Ninja juga memakai tabi yang mirip sepatu boot. Celah yang memisahkan jempol kaki dengan jari lainnya memudahkan ninja saat memanjat tali atau dinding.
Ninja wanita atau kunoichi yang biasanya bekerja dengan menggunakan kefemininan mereka ketika melakukan pendekatan pada sang target menggunakan manipulasi kejiwaan dan perang batin sebagai senjata mereka. mereka bisa mendekati target dan membunuhnya tanpa jejak. Kunoichi memiliki misi yang berbeda dengan ninja laki-laki. Mereka lebih sering dekat dengan target, sehingga mereka juga lebih sering menggunakan senjata jarak dekat seperti metsubishi, racun, golok, tali, dan tessen. Selain itu senjata-senjata tersebut juga praktis dibawa tanpa kelihatan.
Ninja memiliki senjata dalam berbagai jenis, bentuk, dan ukuran. Senjata yang biasanya dipakai adalah katana (pedang) dan sering diletakkan di punggung.[1] Senjata lempar seperti pisau kecil, atau cakram berbentuk bintang, dikenal sebagai shuriken. Peralatan canggih ninja lainnya adalah sabit berantai yang disebut kusarigama,[2] kaginawa (jangkar bertali) untuk memanjat dinding, ashiaro untuk membuat jejak kaki palsu agar tidak terlacak saat menjalankan misi, metsubushi (cangkang telur yang diisi dengan pasir dan serbuk logam, biasanya juga kotoran tikus) yang berfungsi untuk membutakan lawan.

Pelatihan

Pada saat anak-anak ninja telah dilatih untuk waspada dan dididik dalam kerahasiaan dan tradisi ilmu mereka. Pada umur 5-6 tahun mereka diperkenalkan dengan permainan ketangkasan dan keseimbangan tubuh. Anak-anak disuruh berjalan di atas papan titian yang sangat kecil, mendaki papan yang terjal, dan melompati semak-semak yang berduri. Pada umur 9 tahun mereka dilatih untuk kelenturan otot. Anak-anak berlatih berguling dan meloncat. Setelah itu anak-anak diajarkan teknik memukul dan menendang pada target jerami yang di ikat. Setelah itu pelatihan meningkat ke seni bela diri tanpa senjata dan setelahnya dasar-dasar menggunakan pedang dan tongkat.
Pada masa remaja mereka diajari cara menggunakan senjata khusus. Melempar pisau, penyembunyian senjata, teknik tali, berenang, taktik bawah air, dan teknik menggunakan alam untuk mendapat informasai atau untuk menyembunyikan diri. Waktu mereka dihabiskan dalam ruang tertutup atau bergelantungan di pohon untuk membangun kesabaran, daya tahan, dan stamina. Terdapat pula latihan gerak tanpa suara dan lari jarak jauh. Mereka juga diajarkan teknik melompat dari pohon ke pohon atau atap ke atap.
Pada masa akhir remaja ninja belajar menjadi aktor dan psikologi melalui tingkah laku mereka sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Mereka mulai mengerti cara bekerja jiwa manusia, menggunakan kelemahan orang lain untuk keuntungan mereka. Mereka juga belajar membuat obat-obatan, mendapatkan jalan masuk rahasia ke dalam sebuah bangunan, cara memanjat dinding, melewati atap, mencuri di bawah rantai, mengikat musuh, cara kabur, dan menggambar peta, rute, petunjuk jalan, serta wajah.

Filosofi ninja

Filosofi ninja adalah meraih hasil maksimal dengan tenaga minimum. Muslihat dan taktik lebih sering dilakukan daripada konfrontasi langsung.
Ninja tidak memiliki status mulia seperti samurai, sehingga ninja bebas melakukan apapun untuk mengatasi masalah tanpa terikat oleh nama baik keluarga dan kehormatan

Selasa, 01 Oktober 2013

The Hassasin Organisasi Pembunuh Paling Handal dalam Sejarah Islam

    Pada pertengahan abad ke 12, di Syria terdapat sebuah kelompok rahasia para penghisap ganja. Mereka berusaha merebut tahta kepemimpinan Islam pada masa itu dengan cara-cara kekerasan. Kelompok ini memiliki struktur organisasi rapi. Mereka membangun sistem sel bawah tanah. Membentuk agensi dan spionase dengan struktur kepemimpinan piramidal. Jaringan intelijen piramidal ini mereka gerakkan di tengah masyarakat Muslim di seluruh dunia.


Dalam kepemimpinan piramidal ini, ada satu pemimpin tertinggi. Tugasnya mengatur seluruh agen di berbagai wilayah masyarakat Muslim. Para eksekutor kelompok dalam organisasinya ini disebut Assassins.

Semula, kelompok Assassins ini disebut Nizariyah. Karena, mereka berusaha mengembalikan Pangeran Nizar al-Toyyib ke tahta kekuasaan Mesir. Nizariyah melakukan cara ini karena yakin bahwa Pangeran Nizar al-Toyyib adalah reinkarnasi Nabi Ismail as. Namun berkali Nizariyah salah patron dan gagal meraih tujuan. Akhirnya mereka berinovasi menentukan pemimpin.

Merasa mendapat jalan buntu dan jengah mengalami kegagalan akibat salah memilih pemimpin, Nizariyah mereorientasi sistem organisasi dan bertindak berbeda dengan cara-cara sebelumnya. Kali ini Nizariyah melanggar syariah Islam. Mereka menyabotase dan mengadopsi secara compang-camping akidah Syiah tentang Imam Mahdi. Dengan dalih mempersiapkan diri untuk menyambut datangnya Imam Mahdi, Imam ke-12 yang diagungkan masyarakat Syiah, kelompok Nizariyah melancarkan serangan bawah tanah kepada orang-orang yang dianggap musuhnya.

Perbuatan Nizariyah ini jelas bertentangan dengan syariah Islam yang disampaikan Nabi Muhammad SAW dan keyakinan masyarakat Syiah. Kepemimpinan Nabi pamungkas ini (menurut keyakinan Syiah, amanah) dilanjutkan oleh 12 Imam. Imam terakhir adalah Imam Mahdi yang dijanjikan Allah SWT sebagai penegak keadilan akhir zaman.



Sehebat apapun atraksi mereka, meski mengklaim gerakannya demi mempersiapkan kehadiran Imam Mahdi, sangat jelas mereka melanggar Syariat Islam Syiah. Misalnya, kelompok Nizariyah membolehkan setiap pemimpin mereka memiliki hak istimewa; meminum anggur hingga mabuk, menghisap ganja hingga teler. Lebih fatal lagi, pemimpin mereka dihalalkan membunuh umat Islam lainnya dengan dalih jihad. Penyimpangan total terhadap Syariat Islam yang mereka lakukan menjadi alasan para ulama Syiah mendakwa mereka sebagai orang-orang murtad dan sesat.

Setelah dinyatakan bersalah dan sesat, kelompok Nizariyah meninggalkan Mesir dan pindah ke Syria. Kemudian, di sana kaum Nizariyah dikenal sebagai kelompok Hashshasin. Bahasa Inggris mengkonversi kata ini menjadi Assassins, artinya para pembunuh. Namun penegasan ini masih mengandung kontroversi. Hashshasin yang diartikan “penghisap ganja”, menurut beberapa pakar Bahasa Arab berasal dari kata yang artinya “penjaga rahasia-rahasia”.

Selanjutnya, dalam kendali kepemimpinan Hasan Bin Sabah, kelompok Assassins banyak melakukan serangan gerilya secara keji. Mereka menyerang kota Baghdad dari markas besar Lembah Alamut, di sebelah utara Persia. Mereka berusaha menggulingkan penguasa pada masa itu.

Dalam The History of The Assassins, Amin Maluf menjelaskan bahwa Hasan Bin Sabah adalah master budaya dan penyair yang menguasai sains modern. Hasan Bin Sabah berusaha keras membangun organisasi Assassins. Dia adopsi teknik-teknik Darul Hikmat di Kairo, Mesir. Dia berambisi memajukan organisasi yang dipimpinnya itu. Terbukti, setelah dua abad lebih, kelompok Assassins lihai membunuh musuh-musuhnya dengan racun dan senjata. Kelompok ini juga mahir melakukan serangan-serangan bawah tanah yang pernah menjadi momok di kawasan Timur Tengah.


Benteng Assassins Lembah Alamut menjadi salah satu legenda Persia yang terkenal dengan sebutan “ surga dunia”. Marco Polo terkesan akan kemegahan dan kemewahan Benteng Alamut. Usai perjalanannya melintasi benteng itu pada tahun 1271 M, dia menulis :

Di lembah elok itu, di antara dua gunung tinggi menjulang, dia (Hasan Bin Sabah) membangun taman-taman mewah. Di dalamnya tumbuh semua pohon berbuah ranum dan segala tumbuhan harum yang bisa dipetik. Istana-istana dengan ragam luas dan bentuk dibangun di setiap hamparan taman yang berbeda-beda. Istana-istana itu dihias batu emas. Di dinding-dindingnya bergelantungan lukisan-lukisan. Di jendela-jendelanya bermacam kelambu sutra mewah terpajang.

Di ruang-ruang istana, suguhan anggur, susu, madu, dan air bersih tersaji di tiap sudutnya. Penghuninya gadis-gadis cantik molek. Mereka semua pandai bernyanyi, memainkan berbagai alat musik, dan menari. Mereka semua manja serta memikat dengan sejuk.

Sebuah kastil kokoh, seolah mustahil dihancurkan menancap di gerbang. Dia ingin tak seorangpun masuk ke “surga dunia” itu tanpa izinnya. Itulah pintu masuk menuju lembah elok itu.

Hasan Bin Sabah merekrut para pemuda di wilayahnya sebagai pengikutnya dengan cara membius mereka dan mengangkutnya ke lembah itu. Setelah sadar, ternyata mereka berada di “surga dunia” itu. Pemandangan surga dunia dipamerkan kepada mereka. Segala kenikmatan bius mereka rasakan berbarengan dengan doktrin-doktrin sebelum akhirnya dilepas kembali ke tengah masyarakat.

Setelah para pemuda itu diculik oleh Hasan Bin Sabah untuk dijadikan murid, ketika itu mereka dicuci otak dengan berbagai merek dan tipe tipu daya. Akal sehat mereka menjadi hilang. Bagi mereka, sosok Hasan Bin Sabah adalah segalanya. Moto mereka kemudian : Tak ada larangan ! Semua halal !

Para pemuda “berotak baru” itu telah terbiasa dengan kenikmatan di lembah “surga dunia”. Akhirnya mereka merasakan dunia luar tak bernilai apa-apa. Mereka mabuk doktrin Hasan Bin Sabah. Setelah terbiasa dengan kemewahan, ketika mereka dikembalikan di lingkungan semula yang sarat dengan kerja keras dan hambatan-hambatan, timbul rasa ingin kembali ke taman surgawi Hasan Bin Sabah. Untuk mendapatkan lagi kenikmatan “surga dunia” itu, mereka halalkan segala cara dan rela meski nyawa sebagai taruhan.

Art of Imposture (seni menipu). Begitu Abdul Rahman menulis. Dia catat muslihat Hasan Bin Sabah ketika memerintah seorang murid terdekatnya yang memiliki loyalitas tinggi ditanam hingga leher. Kemudian murid yang hanya kelihatan kepalanya di atas tanah itu dilumuri darah segar. Tampaklah kepala itu tanpa tubuh. Sebelumnya murid terdekat itu dikabarkan terpenggal kepalanya di medan perang. Setelah murid loyal itu benar-benar tampak seolah mati, Hasan Bin Sabah mengumpulkan murid-murid barunya untuk menyaksikan kepala berlumur darah tanpa tubuh itu. Di depan murid-murid baru itu, murid loyal yang hanya tampak kepalanya di atas tanah itu mengabarkan kenikmatan surga.

Murid-murid barupun mendengar syair-syair palsu tentang surga yang terujar dari kepala berlumur darah itu. Indah dan menggiurkan. Mereka menyangka, seniornya itu telah masuk surga. Setelah Hasan Bin Sabah benar-benar yakin bahwa murid-muridnya telah terbius oleh tipu dayanya, dia memerintah mereka kembali ke “surga dunia”. Kemudian, murid yang ditanam hingga leher itu benar-benar dipenggal. Untuk menyempurnakan tipu muslihatnya, Hasan Bin Sabah memajang kepala itu di tiang ritual hingga selalu bisa disaksikan seluruh penduduk lembah “surga dunia”. Murid-muridpun terbius surga palsu.

Arkun Daraul dalam karyanya A History of Secret Societies, membagi kelompok rahasia pengikut Assassins menjadi tiga lapis. Pertama, para misionaris (Dayes), kedua para sahabat (Rafiq), ketiga adalah murid-murid yang teruji kesetiaannya, pecintanya (Muhibbin). Golongan terakhir adalah para eksekutor terlatih. Para muhibbin mencirikan diri dengan topi putih dan sepatu boot merah. Ketiga lapis kelompok Assassins, selain mahir menghunjam belati di dada korbannya, mereka juga menguasai bermacam bahasa. Ada kalanya mereka berdandan dan berperilaku seolah pendeta. Mereka juga berbaur dengan masyarakat dengan menjadi pedagang dan serdadu. Intinya, mereka siap menyamar apa saja sebagai kedok demi menjalankan misi dan meraih tujuan.

Kata sandi anggota Assassins adalah “dari surga”. Setiap ada “surat perintah jalan” untuk misi, eksekutor Assassins akan mendapat pertanyaan, “Dari mana asalmu ?” sang eksekutor pun menjawab,”Dari surga”. Setelah dipastikan, instruksi dimandatkan,” Bunuhlah fulan/fulanah. Setelah berhasil, kau akan kembali menghuni surga. Jemputlah kematian ! Karena para malaikat tak sabar mengangkatmu ke surga.”

Tokoh-Tokoh terkenal yg tewas oleh HASSASIN:
1.Wazir Abbasiyah yang terkenal Nizam al-Mulk (1092),
2.Wazir Fatimiah al-Afdal Shahanshah (1122)(bertanggung jawab memenjarakan kaum Nizari),
3.Ibn al-Khashshab dari Aleppo (1125),
4.al-Bursuqi dari Mosul (1126),
5.Raymond II dari Tripoli (1152),
6.Conrad de Montferrat (1192),
7.Pangeran Edward (kemudian menjadi Edward I dari Inggris) terluka oleh pisau beracun Hashshashin di tahun 1271.

Pengaruh Assassins menyebar ke seantero jagad hingga pertengahan abad 13. Setelah Hasan Bin Sabah terbunuh di tangan anaknya sendiri, Muhammad, kelompok Assassins mengalami kemunduran. Kemudian Muhammad juga dibunuh anaknya sendiri. Tahun 1256, markas besar Assassins, Benteng Alamut, jatuh ke tangan penjajah Mongol yang menandai akhir riwayat Assassins.

Pada awal abad 16, pemerintahan Ottoman yang berkuasa, menghancurkan pertahanan terakhir Assassins yang tak terkalahkan pada masanya. Perubahan besar ini menjadikan dinasti pemimpin Nizariyah Ismailiyah memodernisasi organisasinya. Agha Khan adalah tokoh utamanya. Kemudian mereka menghilangkan citra Assassins atau ‘pembunuh’. Organisasi yang berubah total ini mensyaratkan toleransi kepada sesama umat manusia sebagai lanskap kegiatannya dan melaksanakan perintah Al-Quran.